Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

"Kisah Kita di Gedung Biru"

Gambar
Kisah Kita di Gedung Biru Jejak di Setiap Sudut yang Perlahan Memudar "Di sinilah semua dimulai, kita berdiri bersama dengan mimpi-mimpi yang tumbuh dan cerita yang menunggu untuk diceritakan." Prolog: Titik Awal Kisah Dimulai Di sinilah kisah kita bermula, di antara bangku-bangku yang dipenuhi ambisi dan kebingungan, di antara halaman sekolah dan dinding-dinding yang menjadi saksi tawa dan air mata. Kita berjalan bersama dengan seragam kebanggaan dan membawa mimpi-mimpi remaja yang masih bersayap. Now, it's just a memory. Langit di atas gedung biru itu masih sama, tetapi kita tidak lagi di sana. Ada bangku yang di mana kita pernah tertidur pada saat pelajaran, ada kantin tempat kita menghabiskan uang jajan, dan ada tangga yang kita lewati setiap pagi dengan setengah berlari karena nyaris terlambat. Ini adalah kisah tentang perjalanan kita, tentang jejak yang kita tinggalkan di gedung biru yang perlahan memudar. Bab 1: Jejak Awal yang Kita Pijak Masa-masa awal di sekolah ...

"Di Titik Nol: Antara Ekspektasi dan Realita yang Tidak Sejalan"

Di Titik Nol Antara Ekspektasi dan Realita yang Tidak Sejalan 1. BAB 1 – Pendahuluan: Destinasi Tanpa Jejak Pernah nggak sih merasa berjalan jauh, tapi kita tetap nggak tahu harus ke mana? kita berjalan tanpa tahu untuk apa. Step by step, kita terus melangkah tapi entah ke mana. Ada sebuah destinasi yang kita impikan dengan penuh harapan dan janji. But the closer we get, malah semakin ia menjauh seperti sesuatu yang tak pernah nyata. Semua harapan yang kita tanam tumbuh menjadi luka. Kita sering merasa terhenti, stuck di titik yang sama, tapi apakah itu berarti kita benar-benar diam? kita berlari mengejar sesuatu yang tidak pernah kita temukan, seakan destinasi itu hanya bayangan yang hilang begitu saja saat kita mulai mendekat. Dan di sini, all we can do is cry. Menangisi semua harapan kita yang terkubur. Menangisi diri yang terjebak dalam pencarian yang tidak pernah berujung. "Kita berjalan, tapi tak tahu ke mana kita akan tiba. Tapi, kita tetap harus berjalan." -Taufik Ism...

"BROKEN BUT STILL STANDING"

“Broken but Still Standing: Pikiran Jiwa yang Terlalu Ramai dan Perasaan Hati yang Tenang karena Hidup Tanpa Rasa” Penulis : Rizzal Hanafi Nazar “aku mungkin tidak tahu ke mana arahku nanti, tapi satu yang pasti, aku tak akan berhenti di sini. i'm fine. at least, that's what i keep saying to the world and to god.” KATA PENGANTAR Dengan penuh rasa syukur dan hati yang kosong, penulis menyusun artikel jurnal ilmiah ini sebagai refleksi atas fenomena emosional yang semakin banyak dialami oleh individu (termasuk penulis) dalam kehidupan modern. Tulisan ini bukan hanya sekedar rangkaian kata ilmiah, melainkan potongan dari realitas yang tak selalu tampak, kisah tentang manusia yang terus melangkah tanpa benar-benar tahu ke mana arahnya, yang tetap bertahan meski tak lagi merasa. Dalam sudut psikologi, kita sering membahas trauma, kelelahan emosional, dan eksistensi diri. Tetapi jarang bertanya: Bagaimana jika seseorang tetap hidup tanpa rasa? Apakah itu bentuk kebebasan atau justru ...